A.
Kehamilan
Kehamilan secara alami dapat terjadi dengan
terpenuhinya beberapa persyaratan mutlak, antara lain : sperma suami yang
normal, mulut rahim dan rongga rahim yang normal, saluran
telur (tubafallopi) yang intak (bebas dan tidak buntu), indung telur (ovarium)
normal, serta pertemuan sel sperma dan sel telur (ovum) pada saat yang tepat
(masa subur) (Prasetyadi, Frans.O.H, 2012 : 19).
Fertilisasi merupakan proses terjadinya
pembuahan yaitu saat sel sperma dan sel telur bertemu. Proses ini adalah salah
satu proses biologis yang sangat penting, diawali dengan pelepasan sel telur
(ovulasi) oleh indung telur pada puncak masa subur. Pembuahan dapat terjadi
dalam waktu beberapa jam setelah ovulasi, proses ini terjadi di saluran telur
(Prasetyadi, Frans.O.H, 2012 : 20).
Tiga pembagian waktu kehamilan yaitu trimester pertama apabila
kehamilan masih berumur 0-12 minggu. Trimester kedua, apabila umur kehamilan
lebih dari 12-28 minggu, serta trimester ketiga apabila umur kehamilan lebih
dari 28-40 minggu (Siswosuharjo, Suwignyo, dkk, 2010 : 43).
B.
Anemia Pada Ibu Hamil
1. Definisi Anemia Pada ibu Hamil
Menurut WHO (1992)
anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari batas
normal untuk kelompok orang yang bersangkutan (Tarwoto, dkk, 2007 : 30).
Anemia
merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin dibawah nilai normal.
Pada penderita anemia lebih sering disebut dengan kurang darah, kadar sel darah
merah dibawah nilai normal (Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk, 2010 : 114).
Anemia adalah
kondisi dimana berkurangnya sel darah merah dalam sirkulasi darah atau massa
hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen
keseluruh jaringan (Tarwoto, dkk, 2007 : 30).
Ibu hamil
dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11gr%. Bahaya anemia pada
ibu hamil tidak saja berpengaruh
terhadap keselamatan dirinya, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (Wibisono,
Hermawan, dkk, 2009 : 101).
Penyebab paling
umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi. Hal ini penting
dilakukan pemeriksaan untuk anemia pada kunjungan pertama kehamilan. Bahkan, jika
tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia
pada kehamilan lanjutannya (Proverawati, 2011 : 129).
Anemia juga
disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi atau adanya
gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh (Wibisono, Hermawan, dkk, 2009 : 101).
2.
Tanda dan gejala anemia pada Ibu
Hamil
Bila kadar Hb < 7gr% maka gejala dan tanda anemia akan jelas.
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil
berdasarkan kriteria WHO tahun 1972 ditetapkan 3 kategori yaitu:
a.
Normal > 11gr%
b.
Ringan 8-11gr%
c.
Berat <8gr%
(Rukiyah,
Ai Yeyeh, dkk, 2010 : 114)
Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalah keluhan lemah, pucat
dan mudah pingsan walaupun tekanan darah masih dalam batas normal (Feryanto, Achmad,
2011 : 37).
Menurut
Proverawati (2011) banyak gejala anemia selama kehamilan, meliputi:
a.
Merasa lelah atau lemah
b.
Kulit pucat progresif
c.
Denyut jantung cepat
d.
Sesak napas
e.
Konsentrasi terganggu