Kamis, 07 Maret 2013

ANEMIA PADA IBU HAMIL



A.    Kehamilan
Kehamilan secara alami dapat terjadi dengan terpenuhinya beberapa persyaratan mutlak, antara lain : sperma suami yang normal, mulut rahim dan rongga rahim yang normal, saluran telur (tubafallopi) yang intak (bebas dan tidak buntu), indung telur (ovarium) normal, serta pertemuan sel sperma dan sel telur (ovum) pada saat yang tepat (masa subur) (Prasetyadi, Frans.O.H, 2012 : 19).
Fertilisasi merupakan proses terjadinya pembuahan yaitu saat sel sperma dan sel telur bertemu. Proses ini adalah salah satu proses biologis yang sangat penting, diawali dengan pelepasan sel telur (ovulasi) oleh indung telur pada puncak masa subur. Pembuahan dapat terjadi dalam waktu beberapa jam setelah ovulasi, proses ini terjadi di saluran telur (Prasetyadi, Frans.O.H, 2012 : 20).
Tiga pembagian waktu kehamilan yaitu trimester pertama apabila kehamilan masih berumur 0-12 minggu. Trimester kedua, apabila umur kehamilan lebih dari 12-28 minggu, serta trimester ketiga apabila umur kehamilan lebih dari 28-40 minggu (Siswosuharjo, Suwignyo, dkk, 2010 : 43).

B.     Anemia Pada Ibu Hamil
1.      Definisi Anemia Pada ibu Hamil
Menurut WHO (1992) anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari batas normal untuk kelompok orang yang bersangkutan (Tarwoto, dkk, 2007 : 30).
Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin dibawah nilai normal. Pada penderita anemia lebih sering disebut dengan kurang darah, kadar sel darah merah dibawah nilai normal (Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk, 2010 : 114).
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwoto, dkk, 2007 : 30).
Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11gr%. Bahaya anemia pada ibu hamil tidak saja berpengaruh  terhadap keselamatan dirinya, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (Wibisono, Hermawan, dkk, 2009 : 101).
Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi. Hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia pada kunjungan pertama kehamilan. Bahkan, jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia pada kehamilan lanjutannya (Proverawati, 2011 : 129).
Anemia juga disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi atau adanya gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh (Wibisono, Hermawan, dkk, 2009 : 101).
2.      Tanda dan gejala anemia pada Ibu Hamil
Bila kadar Hb < 7gr% maka gejala dan tanda anemia akan jelas. Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil berdasarkan kriteria WHO tahun 1972 ditetapkan 3 kategori yaitu:
a.       Normal > 11gr%
b.      Ringan 8-11gr%
c.       Berat <8gr%
(Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk, 2010 : 114)
Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalah keluhan lemah, pucat dan mudah pingsan walaupun tekanan darah masih dalam batas normal (Feryanto, Achmad, 2011 : 37).
Menurut Proverawati (2011) banyak gejala anemia selama kehamilan, meliputi:
a.       Merasa lelah atau lemah
b.      Kulit pucat progresif
c.       Denyut jantung cepat
d.      Sesak napas
e.       Konsentrasi terganggu